Senin, 15 November 2010

Mempersiapkan Jalan Bagi Datangnya Sang Raja Kemuliaan

Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan terangkatlah kamu, hai pintu-pintu yang berabad-abad, supaya masuk Raja Kemuliaan! "Siapakah itu Raja Kemuliaan?" "TUHAN, jaya dan perkasa, TUHAN, perkasa dalam peperangan!" Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan terangkatlah kamu, hai pintu-pintu yang berabad-abad, supaya masuk Raja Kemuliaan! "Siapakah Dia itu Raja Kemuliaan?" "TUHAN semesta alam, Dialah Raja Kemuliaan!" Sela (Mazmur 24:7-10).

Raja Kemuliaan yang dimaksudkan di sini adalah Tuhan Yesus. Ini berbicara tentang pintu gerbang yang ada di Yerusalem supaya terangkat - Tuhan Yesus masuk ke Yerusalem dan memerintah di sana . Pintu-pintu gerbang juga berarti kita semua yaitu supaya kita mengangkat kepala, yang berarti kita berdoa - memuji - dan menyembah Tuhan.


Sejak awal Tuhan memberikan visi kepada kita yaitu pujian dan penyembahan, kemudian doa - pujian - dan penyembahan, dan berkembang menjadi doa - pujian - penyembahan bersama-sama dalam unity. Untuk mempersiapkan jalan bagi datangnya Sang Raja Kemuliaan memerintah di bumi ini, maka yang menjadi tugas kita adalah doa - pujian - dan penyembahan.

Pada saat Tuhan Yesus datang yang kedua kalinya di bumi ini dan memerintah selama seribu tahun, maka di dalam Yesaya 60 dinyatakan bahwa:
  1. Semua bangsa akan datang untuk menyembah Tuhan Yesus.
  2. Orang-orang benar akan diberkati secara materi berlimpah-limpah.
  3. Tidak ada kekerasan dan kejahatan lagi.
  4. Penduduknya semuanya orang benar, sebab pada saat itu setiap lutut bertelut dan segala lidah mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan (Filipi 2:10-11).
Itulah yang disebut TRANSFORMASI TOTAL atau TRANSFORMASI yang SEMPURNA. Kalau kita percaya bahwa Tuhan Yesus akan datang untuk yang kedua kalinya, berarti saat ini kita mulai mengalami seperti yang disebutkan di dalam Yesaya 60, itulah TRANSFORMASI. Dan yang menjadi tugas kita adalah berdoa - memuji - dan menyembah Tuhan dalam kesatuan (unity).

RESTORASI PONDOK DAUD

Sejak awal Tuhan memanggil Bapak Gembala untuk menjadi hamba-Nya dan Tuhan memberikan tugas untuk menjadi alat-Nya dalam merestorasi (memulihkan kembali) Pondok Daud yang telah roboh. Pondok Daud adalah pondok yang dibuat oleh Daud pada waktu dia masih hidup di bumi ini. Pondok itu ada selama 40 tahun, pondok itu bukanlah bangunan permanen - tetapi terbuat dari tenda. Di dalam pondok ada Tabut Allah, dan Allah bersemayam di dalam Tabut itu. Di sekitar Tabut Allah ada orang yang memuji Tuhan siang dan malam selama 24 jam - sehari semalam 7 hari seminggu (twenty four - seven).

Pondok Daud dibuat karena hati Daud yang mengasihi Tuhan. Jadi Pondok Daud yaitu doa - pujian - penyembahan berbicara tentang hati yang mengasihi Tuhan.
Kita harus selalu dalam kondisi mengasihi Tuhan dengan segenap hati - dengan segenap jiwa - dan dengan segenap kekuatan kita. Artinya kita mengasihi Tuhan dengan kasih yang semula. Kalau kita mengasihi Tuhan dengan kasih yang semula, yaitu mengasihi Tuhan dengan segenap hati - dengan segenap jiwa - dan dengan segenap kekuatan kita, maka kita pasti akan mengasihi sesama seperti kita mengasihi diri kita sendiri. Ada orang yang mengasihi sesama, tetapi belum tentu dia mengasihi Tuhan. Tetapi orang yang mengasihi Tuhan dengan kasih yang semula, dia pasti mengasihi sesama. Orang yang mengasihi Tuhan dengan segenap hati - dengan segenap jiwa - dan dengan segenap kekuatan, pasti akan taat kepada seluruh kebenaran yang Tuhan berikan kepadanya. Inilah yang Tuhan kehendaki di dalam kita mempersiapkan diri menyambut kedatangan Tuhan Yesus untuk yang kedua kalinya di bumi ini.

Di dalam Kisah Para Rasul 15:16 dinyatakan bahwa yang memulihkan Pondok Daud adalah Tuhan sendiri. "Supaya semua orang lain mencari Tuhan dan segala bangsa yang tidak mengenal Allah, yang Kusebut milik-Ku [supaya mencari Tuhan] ..." (Kisah Para Rasul 15:16). Atau dengan kata lain: supaya setiap lutut bertelut dan segala lidah mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan (Filipi 2:10-11).

Pesan Tuhan kepada jemaat di Efesus di dalam Wahyu 2:1-7, "... Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta. Dan engkau tetap sabar dan menderita oleh karena nama-Ku; dan engkau tidak mengenal lelah. Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula. Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat. ..." Dari ayat ini kita yakin bahwa apapun yang kita lakukan untuk pekerjaan Tuhan kalau hal itu tidak didasarkan dengan kasih yang semula, maka Tuhan menyatakan "... betapa dalamnya engkau telah jatuh! ..." (Wahyu 2:5) . Mari kita masing-masing intropeksi diri:"Adakah api Roh Kudus yang ada di dalam kita masih tetap menyala? Adakah suatu kegairahan / keintiman dengan Tuhan?" Karena orang yang bergairah dengan Tuhan, maka dia pasti bergairah untuk membaca Firman Tuhan - berdoa - memuji dan menyembah Tuhan, dia juga bergairah untuk menyampaikan kabar baik kepada orang lain, dan dia pasti mengasihi sesama. Masih adakah hal itu di dalam diri kita, sehingga pada saat Tuhan Yesus datang untuk yang kedua kalinya di bumi ini Dia bersukacita melihat kita anak-anak-Nya?

DOA - PUJIAN - PENYEMBAHAN DALAM UNITY
Tahun 2000 Tuhan memimpin kita masuk di dalam Menara Doa. Demikian juga dalam konvokasi doa di Yerusalem, Tuhan juga memberikan visi yang sama. Sehingga pada waktu itu ada suatu deklarasi: "Tanpa Menara Doa tidak ada penuaian jiwa secara besar-besaran." Dan benar-benar kita mengalami hal itu. Menara Doa di tempat tinggi, ada doa - pujian - penyembahan selama 24 jam 7 hari seminggu, dan di situ ada unity. Maka di sini dibentuklah Menara-menara doa.

Saat kita memasuki MASA TRANSFORMASI maka di sini Menara-menara Doa lebih banyak lagi, dan hal itu berbicara tentang doa - pujian - penyembahan dalam unity. Kita percaya bahwa peristiwa-peristiwa yang terjadi di Indonesia bukan karena anak-anak Tuhan meminta supaya bencana-bencana itu terjadi. Tetapi yang anak-anak Tuhan minta adalah supaya TRANSFORMASI TERJADI di INDONESIA, dan ternyata inilah yang terjadi.

Di tengah-tengah peristiwa itu tiba-tiba Tuhan menyuruh kita untuk membuat House of Prayer for All Nations. Tahun 2001 Tuhan berbicara kepada kita tentang hal itu, dan sekarang ada Sentul City Convention Center . Kita akan melihat dampak dari House of Prayer for All Nations ini terhadap TRANSFORMASI INDONESIA pasti lebih nyata lagi.

NUBUATAN KEPADA BAPAK GEMBALA: HEALING MOVEMENT
Tahun 2006 tiba-tiba Tuhan mengingatkan untuk kita kembali kepada visi yang semula. Sebab sebelum itu kita kurang fokus terhadap visi yang Tuhan berikan di dalam doa - pujian - dan penyembahan. Kemudian kita mulai kembali kepada visi itu, sehingga pujian dan penyembahan kita berubah. Pada bulan April yang lalu tiba-tiba Tuhan memberikan pengurapan kepada Bapak Gembala dalam perayaan seratus tahun Azusa Street . Tuhan mulai membukakan suatu rahasia, yaitu terjadi pencurahan Roh Kudus secara luar biasa hari-hari ini dan Tuhan memberikan pengurapan mujizat.

Tanggal 4 Juni 2006 Chuck Pierce memberikan gambar anak kunci kepada Bapak Gembala dan bernubuat bahwa: Bapak Gembala sedang memegang kunci penuaian untuk bangsa ini dan penuaian akan datang melalui Healing Movement - suatu cara yang baru. Kemudian Bapak Gembala terus-menerus memperkatakan perkataan iman: "Tahun 2006 adalah Tahun Mujizat - Tahun 2006 Healing Movement sedang terjadi." Pada tanggal 8 Agustus 2006 ketika di Bandung Tuhan menyatakan kepada Bapak Gembala - dia hanya berbicara tentang Bartimeus dalam waktu 5 menit, kemudian setelah itu hanya doa - pujian - dan penyembahan. Dan pada malam itu banyak orang yang disembuhkan oleh Tuhan, yang buta melihat - yang tuli mendengar - yang lumpuh berjalan - yang sakit tumor dan kanker langsung sembuh. Selama 1 bulan ini Bapak Gembala berjalan ke 6 kota untuk mengadakan KKR (Kebaktian Kebangunan Rohani) dengan tema "TRANSFORMASI", tetapi kemudian temanya diubah menjadi "TRANSFORMASI - TAHUN MUJIZAT DAN KESEMBUHAN ILAHI". Dan mujizat-mujizat Tuhan yang terjadi di Bandung - juga terjadi di 6 kota itu.

Dalam bulan September ini sebelum ke Tanah Perjanjian Bapak Gembala pergi ke 3 kota yaitu Cepu, Solo, dan Salatiga. KKR di Cepu dan Salatiga diadakan di lapangan. Kita mengingat bahwa kegerakan Pantekosta dimulai dari kota Cepu, yaitu oleh Van Gessel dan Lumoindong. Semula mereka adalah pekerja perusahaan minyak di Cepu, tiba-tiba Tuhan memanggil mereka untuk menjadi hamba-Nya, sehingga mereka dipakai Tuhan menjadi pioner-pioner kegerakan Pantekosta di Indonesia.

Tuhan menyuruh Bapak Gembala ke kota Cepu ini, dan mengadakan KKR di lapangan - ribuan orang yang datang ke KKR itu. Mujizat-mujizat Tuhan terjadi secara luar biasa, yang buta melihat - yang tuli mendengar - yang lumpuh berjalan - yang sakit disembuhkan.

Pada waktu di Sidorejo Tanggul - Jawa Timur ribuan orang yang datang ke KKR, dan kira-kira 200 orang yang disembuhkan oleh Tuhan. Di Salatiga KKR diadakan di lapangan Sepakbola dan yang hadir kira-kira 8.000 orang. Pada saat memuji dan menyembah Tuhan, maka Tuhan sendiri yang menyembuhkan mereka. Dan Tuhan membukakan rahasia bahwa melalui doa - pujian - dan penyembahan maka Healing Movement sedang terjadi hari-hari ini. Dan ini merupakan bagian dari TRANSFORMASI.

Pada waktu Bapak Gembala berada di Yerusalem Tuhan menyuruhnya untuk melepaskan pengurapan ini, sehingga kesembuhan juga terjadi di bangsa-bangsa. Bapak Gembala juga akan pergi ke Taiwan dan Amerika, dan mereka juga sedang menunggu pengurapan ini. Setelah itu Bapak Gembala juga akan mengadakan KKR untuk Healing Movement di Jakarta dan juga kembali lagi ke Jawa Timur. Pada tahun ini puncak KKR untuk Healing Movement diadakan tanggal 25 Desember di Gelora Bung Karno. Kita berdoa mulai dari sekarang, dan nanti kita akan berdoa puasa selama 21 hari. Apakah kita rindu melihat kesembuhan terjadi? Kita semua akan dipakai Tuhan, kita menumpangkan tangan atas orang sakit maka orang sakit itu akan disembuhkan Tuhan. Dan yang disembuhkan Tuhan bukan hanya sakit secara fisik saja, tetapi juga sakit secara jiwani - ekonomi - hubungan dengan keluarga - hubungan dengan sesama - dan hubungan dengan Tuhan. Hari-hari ini Tuhan akan menyembuhkan semuanya itu.

Tuhan memberikan pengertian kepada Bapak Gembala sebagai berikut: "Aku memberikan pengurapan kepadamu pada waktu perayaan seratus tahun Azusa Street - dan hasilnya luar biasa seperti ini. Sekarang Aku akan mengurapi engkau terlebih lagi di Tanah Perjanjian, dan nanti kamu akan melihat Healing Movement terjadi lebih luar biasa lagi." Melalui Healing Movement ini Tuhan akan memakai kita secara luar biasa dan juga Tuhan akan menyembuhkan kita.

BEBERAPA HAL YANG TERJADI DI DANAU GALILEA:

Pesan Tuhan kepada Bapak Gembala ketika berada di Tanah Perjanjian: pada waktu Bapak Gembala di atas perahu, di Danau Tiberias, Tuhan menyatakan bahwa keadaan dunia adalah seperti keadaan di Danau Tiberias . Pada waktu pagi di danau itu terasa enak dan tenang, tetapi ketika Bapak Gembala sampai di daratan turun dari perahu maka angin dan gelombang besar datang, dan pada sore hari danau itu menjadi tenang lagi. Demikian juga keadaan dunia hari-hari ini akan lebih labil dari biasanya. Dan pesan Tuhan kepada kita adalah: Di tengah-tengah keadaan dunia yang labil seperti sekarang ini, maka mujizat-mujizat Tuhan akan terjadi atas kita. Setiap mujizat yang Tuhan lakukan di dalam kehidupan kita, maka Tuhan pasti mempunyai maksud dan tujuan yang baik bagi kita.

Tuhan mengingatkan bahwa ada beberapa hal yang terjadi di Danau Galilea (Danau Galilea sama dengan Danau Tiberias / Danau Genesaret) pada waktu Tuhan Yesus ada di bumi ini:

TUHAN BERPESAN: "JANGAN TAKUT"

Ketika Tuhan Yesus menyeberang Danau Galilea bersama dengan para murid-Nya - Tuhan Yesus tertidur. Tiba-tiba datanglah angin taufan yang sangat dahsyat, sehingga ombaknya luar biasa besarnya - dan murid-murid itu menjadi ketakutan. Perahu mereka terombang-ambing dan hampir tenggelam. (Markus 4:35-37). Sehingga akhirnya mereka membangunkan Tuhan Yesus dan berkata: "... Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa? ..." Ia [Tuhan Yesus] pun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: "Diam! Tenanglah!" [Dan seketika itu juga gelombang yang dahsyat itu menjadi tenang] Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali. Lalu Ia [Tuhan Yesus] berkata kepada mereka: "Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?" (Markus 4:38-40)

Keadaan dunia hari-hari ini memang lebih labil, sehingga kitapun bisa mengalami hal semacam ini. Tetapi kita percaya bahwa Tuhan Yesus akan membuat mujizat di dalam kehidupan kita, sehingga kita tidak takut dan menjadi lebih percaya kepada Tuhan. Dan pesan Tuhan kepada kita adalah: "Jangan takut".

TEGURAN TUHAN

Setelah Tuhan Yesus memberi makan 5.000 orang - Dia memerintah murid-murid-Nya menyeberang terlebih dahulu dengan perahu. Tuhan Yesus menyuruh orang banyak pulang, dan Dia naik ke bukit seorang diri untuk berdoa. Ketika murid-murid menyeberang danau - mereka diombang-ambingkan oleh angin sakal, sehingga perahu mereka tergoncang (Matius 14:23-24). Pada jam 3 pagi tiba-tiba Tuhan Yesus berjalan di atas air, murid-murid itu ketakutan dan berkata: "... Itu hantu! ..." Tetapi Tuhan Yesus berkata: "... Tenanglah! Aku ini, jangan takut!" (Matius 14:25-27). Apakah kita juga pernah mengalami hal semacam ini? Yaitu pada saat mengalami goncangan kita berkata: "Ini pasti perbuatan iblis!" Dan kita menengkingnya: "Dalam nama Yesus pergi!" Tetapi iblis tetap tidak mau pergi. Tiba-tiba Tuhan berkata kepada kita: "Memang iblis yang Aku suruh, dan Aku juga yang mengijinkannya".

Hari-hari ini di dalam Healing Movement seperti ini kita jangan hanya menengking iblis terus-menerus, tetapi kita juga perlu intropeksi dan bertanya kepada diri kita sendiri: "Mengapa hal ini terjadi?" Memang iblis yang disuruh Tuhan untuk menggoncang kita, dan Tuhan mengijinkannya. Tuhan berkata kepada kita: "Ini Aku! Aku sedang berurusan dengan kamu".

Saat ini mungkin kita sedang menghadapi permasalahan ataupun sakit penyakit, tetapi mari kita intropeksi diri kita: "Apakah kita sedang membuka celah bagi iblis, sehingga kita mengalami permasalahan ataupun sakit-penyakit?" Kalau kita mengintropeksi diri kita, maka kita pasti akan diberkati dan disembuhkan Tuhan.

SIMON DIPANGGIL MENJADI MURID TUHAN YESUS, SIMON BERUBAH MENJADI PETRUS

Sebelum Petrus menjadi murid Tuhan Yesus - dia bernama Simon. Pada suatu pagi ketika dia sedang membasuh jalanya, tiba-tiba Tuhan Yesus datang dan meminjam perahu Simon untuk mengajar orang banyak. Tuhan Yesus naik ke perahu Simon dan Dia mengajar orang banyak. Selesai mengajar Tuhan Yesus berkata kepada Simon: "... Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan." Dan Simon menjawab: "... Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, [Sekarang ini pagi, padahal menangkap ikan seharusnya malam] tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga." (Lukas 5:4-5). Simon menebarkan jalanya, dan dia mendapatkan banyak ikan, sehingga jala itu hampir koyak. Kemudian Simon memanggil teman-temannya di perahu yang lain untuk membantunya, sehingga perahu mereka hampir tenggelam karena banyaknya ikan yang mereka tangkap. (Lukas 5:6-7). Setelah sampai di darat Simon tersungkur di depan Tuhan Yesus dan berkata: "... Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa." Tuhan Yesus menjawabnya: "... Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia." (Lukas 5:8). Sejak saat itu Simon menjadi murid Tuhan Yesus, dan namanya menjadi Petrus. Jadi karena berkat itulah Simon berubah menjadi Petrus.

Setiap mujizat yang terjadi di dalam kehidupan kita, maka Tuhan pasti mempunyai maksud dan tujuan. Dan tujuannya adalah agar kita lebih sungguh-sungguh lagi dengan Tuhan. Jangan sampai terjadi yang sebaliknya, yaitu setelah kita diberkati justru kita melupakan Tuhan. Kita percaya bahwa Tuhan akan membuat mujizat bagi kita di tengah-tengah dunia yang labil ini, sehingga kita akan diberkati Tuhan berlimpah-limpah - dan kita harus lebih sungguh-sungguh lagi dengan Tuhan. Dulu mungkin kita juga seperti Simon, tetapi sekarang kita harus berubah menjadi Petrus. 

PEMULIHAN PETRUS

Murid-murid tidak tahu bahwa Tuhan Yesus yang mati ternyata sudah bangkit kembali, sehingga mereka kembali kepada pekerjaannya yang dahulu, yaitu dari penjala manusia kembali menjadi penjala ikan. Simon Petrus berkata kepada murid-murid yang lain: "... Aku pergi menangkap ikan. ...", dan murid-murid yang lainpun ikut juga menangkap ikan bersama dengan dia (Yohanes 21:3). Mereka berpikir bahwa Tuhan Yesus sudah mati, sehingga mereka berputus-asa dan tidak mempunyai pengharapan lagi. Saat itu Petrus mengalami guilty feeling (perasaan bersalah) yang luar biasa, sebab dia telah menyangkal Tuhan Yesus sebanyak tiga kali sebelum ayam berkokok - dan dia menangis menyesali akan kesalahannya itu (Matius 26:75). Karenanya Petrus menjadi stres, dan sebagai pelariannya dia kembali mencari ikan. Semalam-malaman Petrus dan teman-temannya mencari ikan, tetapi tidak mendapatkannya. Menjelang pagi dia mendengar suara seseorang yang sedang berdiri di pantai: "... Hai anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk-pauk? ..." Dan mereka menjawab: "... Tidak ada." (Yohanes 21:5). Karena mereka tidak tahu bahwa Dia adalah Tuhan Yesus. Kemudian Tuhan Yesus berkata: "... Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh. ..." (Yohanes 21:5-6). Mereka menebarkan jala itu, dan kemudian apa yang terjadi? Mereka menangkap seratus lima puluh tiga ekor ikan yang besar-besar (Yohanes 21:11). Ketika melihat mujizat itu, maka murid yang dikasihi Tuhan yaitu Yohanes, langsung berkata: "... Itu Tuhan. ..." (Yohanes 21:7). Ketika mendengar hal itu, maka Petrus melompat dari perahu dan datang kepada Tuhan Yesus - karena perahu mereka hanya kira-kira dua ratus hasta (90 meter) saja dari daratan. Memang di tempat itu dangkal - sehingga kalau mereka menangkap seratus lima puluh tiga ekor ikan, maka benar-benar hal itu merupakan mujizat Tuhan.

Ketika di daratan Simon Petrus berhadapan dengan Tuhan Yesus - dia tidak tahu apa yang harus dikatakannya kepada Tuhan, karena dia masih merasa bersalah kepada Tuhan Yesus. Tetapi Tuhan Yesus berkata kepadanya: "... Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini? ..." (Yohanes 21:15). Dalam terjemahan bahasa Inggris lebih jelas, "... Simon son of John, do you love me more than these others do? ..." ["... Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari segala yang ada di dunia ini? ..."] (John 21:15, TEV). Petrus menjawab: "... Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau. ..." Tuhan berkata kepadanya: "... Gembalakanlah domba-domba-Ku. ..." (Yohanes 21:15) . Dan Tuhan Yesus mengulangi pertanyaan itu sampai tiga kali, sehingga akhirnya Petrus menangis. Tetapi pada saat Petrus menangis itulah - dia mengalami pemulihan dan disembuhkan Tuhan.

Terkadang sikap kita selalu menyalahkan Petrus dan menilainya sebagai pengkhianat. Tetapi sebenarnya tidaklah demikian, karena terkadang apa yang kita lakukan adalah seperti yang Petrus lakukan. Dan penyangkalan Petrus ini berbeda dengan pengkhianatan Yudas. Karena sebenarnya Petrus sangat mengasihi Tuhan. Jadi penyangkalan Petrus karena terpaksa dan takut kepada orang banyak. Maka setelah menyangkali Tuhan Yesus - Petrus sangat menyesal. Tuhan Yesus tahu isi hati Petrus, sehingga Dia memulihkan dan menyembuhkan Petrus dengan cara memberkatinya dengan seratus lima puluh tiga ekor ikan.

Kadang kita berpikir bahwa kalau kita salah - maka Tuhan pasti akan menghukum kita. Tetapi melalui peristiwa yang dialami Petrus ini ternyata Tuhan tidak menghukum seperti yang kita pikirkan. Memang Petrus bersalah telah menyangkal Tuhan Yesus, tetapi untuk memulihkannya Tuhan justru memberkati Petrus. Itulah kasih Tuhan yang tidak bisa kita pikir dengan akal manusia. Terkadang kita seperti Petrus yang melakukan kesalahan di hadapan Tuhan dan kita berteriak: "Tuhan, ampuni saya." Maka kitapun akan mengalami seperti apa yang Petrus alami, Tuhan akan datang kepada kita dan memberkati kita. Sehingga kita menangis di hadapan Tuhan: "Tuhan, saya sudah bersalah kepada Engkau, tetapi mengapa Engkau justru memberkati saya seperti ini?" Tetapi justru karena kita diberkati Tuhan seperti itu, maka kita menjadi sembuh. Apakah kita juga mengasihi Tuhan Yesus seperti Petrus, yaitu mengasihi Tuhan Yesus lebih dari segala sesuatu yang ada di bumi?

HUBUNGAN SUAMI ISTERI HARUS BERES - DIBERKATI TUHAN

Tahun 2006 adalah Tahun Mujizat. Mujizat pertama yang dilakukan Tuhan Yesus adalah pada saat pesta pernikahan di Kana, Galilea (Yohanes 2:1-11). Karena Tuhan melihat hubungan suami isteri dan keluarga itu sangatlah penting. Hubungan suami istri adalah gambaran hubungan kita dengan Tuhan. Jadi kalau hubungan suami isteri ini tidak beres, maka hubungan kita dengan Tuhan juga tidak beres. Dan hubungan suami isteri inilah yang diserang iblis. Dan kita berdoa agar hubungan suami isteri ini tetap mesra. Hari-hari ini banyak diantara kita yang diserang dalam hubungan suami isteri ini. Dan yang menjadi prioritas kita adalah:
1. Hubungan kita dengan Tuhan.
2. Hubungan suami isteri dan keluarga.
3. Pekerjaan dan pelayanan kepada Tuhan.

Terkadang ada orang yang menekankan pelayanannya, tetapi hubungan suami isteri tidak baik dan keluarganya berantakan. Tuhan tidak menghendaki yang demikian, kita perlu untuk koreksi diri. Kita berdoa agar hubungan suami isteri - hubungan orang tua dan anak diberkati Tuhan. Sehingga mujizat terjadi hari-hari ini dan kita disembuhkan Tuhan.

HEALING MOVEMENT TERJADI OLEH KARENA BILUR-BILUR YESUS

Sebelum Bapak Gembala pulang dari Tanah Perjanjian - yaitu ketika di Garden Tomb (tempat kuburan Tuhan Yesus) untuk mengadakan Perjamuan Kudus, maka Tuhan memberikan Firman dari 1 Petrus 2:24b, "Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh." Healing Movement ini terjadi oleh karena bilur-bilur Tuhan Yesus. Tuhan Yesus yang sudah mati dengan penderitaan yang luar biasa, tetapi Dia sudah bangkit - itulah yang membuat Healing Movement itu terjadi.

Pesan Tuhan kepada kita sehubungan dengan Healing Movement yang kita alami secara luar biasa:
  1. Jangan mencuri Kemuliaan Tuhan.
  2. Jangan mengambil keuntungan pribadi dari pelayanan Healing Movement ini. Kalau kita tidak mengambil keuntungan pribadi dari pelayanan ini, maka Healing Movement akan lebih lama terjadi. Kalau kita mengharapkan Healing Movement ini lebih lama terjadi, kita harus menjaga sikap hati kita.
Ringkasan khotbah Pdt. Dr. Ir. Niko Njotorahardjo, Minggu - 1 Oktober 2006 di Senayan.
Khotbah selengkapnya dapat anda dengar di kaset khotbah yang tersedia di counter kaset.

Khotbah Gembala 1 Oktober 2006

Tidak ada komentar:

Posting Komentar